Thursday 26 March 2015

Hati-hati Soal kekenyangan

Kekenyangan Makan ? Hati-hati ALLAH SWT telah memerinahkan kepada kita untuk makan dengan apa yang telah diberikan-Nya kepada kita, namun dengan syarat rezeki itu harus halal. Kita juga diperintahkan untuk bersyukur kepada-Nya setelah memperoleh itu semua. Menurut Imam Asy-Syafi’i, sesuatu yang halal sesuatu yang tidak ada dalil yang menunjukkan keharamannya. Menurut Abu Hanifah, sesuatu http://goo.gl/uJkhL6 yang halal adalah sesuatu yang ada dalil yang menunjukkan kehalalannya. Manfaat perbedaan pendapat di antara kedua imam mazhab ini Nampak pada sesuatu yang belum ada hukumnya. Bagi Asy-Syafi’i, sesuatu yang belum ada dalilnya adalah halal, sementara bagi Imam Abu Hanifah sesuatu itu menjadi haram. Abu Mansyur Muzhaffar mengatakan, “Jangan menyangka


ular-ular itu datang ke kuburan dari luar. Ingatlah, perilaku-perilaku kalian adalah ular-ular berbisa bagi kalian. Makanan haram yang kalian makan adalah ular kalian.” Selain soal kehalalannya, maka tidak dibenarkan berlebihan. Al-Thurthusyi mengatakan, “usus seseorang itu panjangnya delapan belas jengkal. Ia sebaiknya tidak makan melebihi sepertiga usus itu, yaitu enem jengkal. Ini adalah kenyang yang normal. Ia disunnahkan mengurangi itu dengan makan makanan yang cukup untuk menegakkan tulang belakangnya untuk bekarja dan beramal. Inilah kenyang yang diajarkan agama.” Apa yang dikatakan Al-Thurthusyi seperti yang pernah disabdakan Rasulullah Saw, “Tidak ada suatu wadah yang diisi penuh oleh anak adam yang lebih jelek


melebihi perutnya. Cukuplah baginya beberapa suapan kecil yang untuk menegakkan tulang belakangnya. Jika tidak mungkin, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk menumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya,” (HR Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Al-Hakim). Cukup bagi anak manusia beberapa suapan kecil yang bisa menegakkan punggungnya. Jika memang tidak bisa melakukannya, maka jadikanlah usus terbagi menjadi http://goo.gl/PBKD8O beberapa bagian: sepertiga yang dijadikannya untuk makanannya, sepertiga lagi dibuat untuk minumannya, dan sepertiga lagi disediakan untuk nafasnya.



Hati-hati Soal kekenyangan

No comments:

Post a Comment