Mereka tengah berdebat tentang siapa di antara mereka yang paling kuat pengaruhnya dalam kehidupan. Lalu pelangi datang dengan bermaksud melerai perdebatan antara keduanya itu dan berusaha memberikan jalan keluar. “Baik, di bawah sana ada seorang musafir yang sedang memancing. Tantangannya, siapa di antara kalian yang paling cepat membuat musafir itu http://goo.gl/MonHVo melepas bajunya. Bagaimana?” Keduanya sepakat lalu melakukan suit untuk menentukan siapa yang mendapatkan giliran pertama. Angin memenangkannya, lalu ia melakukan persiapan untuk memulai aksinya. Anginpun mulai beraksi. Ia meniupkan dirinya ke arah musafir tersebut. Namun, semakin ia bertiup kencang musafir itu malah semakin merapatkan pakaiannya. Dan anginpun gagal. Selanjutnya giliran
matahari yang akan mencoba tantangan dari pelangi. Perlahan matahari mulai meningkatkan intensitasnya. Sang musafir pun mulai mengipas-ngipaskan tangannya. Tak lama setelah matahari menambah lagi intensitas panasnya, maka sang musafir benar-benar merasa kepanasan dan akhirnya melepas bajunya lalu berendam di sungai tempat ia memancing itu. Matahari pun tersenyum dan ia memenangkan perdebatan itu. Sahabat yang budiman, dari cerita tersebut kita diajari tentang bagaimana memberikan pengaruh terhadap orang lain. Musafir tersebut kita ibaratkan sebagai murid atau bawahan dalam pekerjaan. Seringkali kita menyaksikan guru ataupun seorang atasan, dengan kekuasaannya, berusaha ingin mengubah sikap dan kepribadian bawahannya dengan cara-cara yang keras, dengan paksaan, bentakan,
bahkan cacian. Tentu itu takkan berhasil. Persis seperti yang dilakukan angin. Namun, jika http://goo.gl/pQrli3 untuk perubahan itu dilakukan dengan cara lembut, perlahan, sopan, dengan kritikan yang membangkitkan motivasi, mungkin akan jauh lebih indah hasilnya.
Tahukah Anda ? Perdebatan Matahari dan Angin
No comments:
Post a Comment