Tuesday 1 September 2015

Laku pandai

Lakum dinukum waliyadin arab Rencana proyek kerta cepat yang disiapkan oleh pemerintahan Presiden Jokowi menuai kontroversi karena dianggap belum jadi prioritas. Selain itu, dengan adanya kereta cepat apakah akan dimanfaatkan oleh publik? Apalagi ada pertimbangan tarif dan beberapa alternatif transportasi yang sudah ada seperti jalur tol, kereta Argo Parahyangan PT KAI, dan lainnya. Termasuk http://www.3dmsystems.com/the-advantages-of-earning-an-online-practical-nursing-degree yang paling penting adalah volume arus manusia bergerak dari Jakarta-Bandung atau sebaliknya setiap hari. Berdasar data yang dihimpun detikFinance dari beberapa sumber, Selasa (1/9/2015), dari data 2014 PT Jasa Marga selaku pengelola tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang), tercatat jumlah penumpang per hari Bandung-Jakarta rata-rata mencapai 51.626 orang. Sedangkan arah sebaliknya dari Jakarta-Bandung


mencapai 1.639.435 orang. Sedangkan berdasarkan estimasi, jumlah penumpang yang menggunakan kereta cepat Jakarta-Bandung pada 2019 saat mulai beroperasi, bisa mencapai 45.325 orang per hari (versi Jepang), atau 28.872 orang per hari (versi China). Dari perbandingan itu, yang menjadi pertanyaan adalah, apakah akan ada migrasi besar-besaran masyarakat yang beralih ke kereta cepat?, dari transportasi kendaraan pribadi, bus, kereta Argo Parahyangan, dan sebagainya. Ada yang menganggap perhitungan estimasi penumpang kereta cepat terlalu berlebihan. Proses migrasi ini akan sangat ditentukan oleh nilai keekonomian kereta cepat bagi publik, khususnya harga tiket. Selain mendapatkan kecepatan waktu Jakarta-Bandung yang hanya butuh sedikit lebih dari 30 menit,


harus dibarengi dengan tiket yang terjangkau. Pihak Jepang maupun China yang berniat membangun kereta cepat, melakukan perhitungan yang berbeda dalam proyeksi http://www.3dmsystems.com/the-best-colon-cleansing-diet tarif tiket. Harga tiket kereta cepat Jakarta-Bandung hanya US$ 16 atau sekitar Rp 224.000/orang (US$ 1 = Rp 14.000) berdasarkan hitungan China, sedangkan yang ditawarkan Jepang mencapai US$ 21 atau sekitar Rp 294.000/orang.



Laku pandai

No comments:

Post a Comment