Friday 22 May 2015

Service Office Jakarta Pusat, Penjualan Hunian Naik 36 Persen

Service Office Jakarta Pusat, Penjualan Hunian Naik 36 Persen Kondisi pasar perumahan menunjukkan tren positif. Menurut survai Bank Indonesia (BI), volume penjualan residensial pada triwulan kedua 2014 mengalami kenaikan sebesar 36,6 persen, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar 15,33 persen. Tren pertumbuhan ini diperkirakan akn terus berlanjut pada kuartal ketiga 2014 walaupun gak akn setinggi periode sebelumnya. Selain tersebut service office jakarta pusat indeks biaya properti residensial tumbuh 1,69 persen dibanding triwulan sebelumnya. Tapi secara tahunan atau year on year (yoy) kenaikan harganya mengalami perlambatan dari 7,92 persen (2013) menjadi 7,40 persen (2014). “Kenaikan tertinggi quarter to quarter (qtq) terjadi pada rumah tipe kecil, tumbuh sebesar 2,09 persen dibandingkan triwulan sebelumnya 1,90 persen,”


ujar Hendy Sulistiawati, Direktur Eksekutif Departemen Statistik BI, pada acara BI Bareng Media (BBM) di kantor BI, Jakarta, Rabu (13/8). Kenaikan biaya terseut merata di hampir seluruh wilayah terutama sentra-sentra rumah di Jabodetabek dan kota besar, seperti Surabaya, Semarang, Yogyakarta, Lampung, Medan, Banjarmasin, Manado, Makassar. Untuk membeli hunian sebagian besar konsumen (73,69%) menggunakan KPR. Pembelian tunai cuma 12,17 persen serta tunai bertahap 14,13 persen. Sementara penyaluran KPR & KPA pada triwulan kedua 2014 sebesar Rp301,5 triliun, naik 1,1 persen dari periode sebelumnya. Sebaliknya sektor ritel mengalami perlambatan dari tumbuh 11,4 persen menjadi 5,7 persen. Menurut Hendy, perlambatan ini akibat kebijakan


moratorium Pemprov DKI Jakarta utk pengembangan pusat perbelanjaan. Ke depan, imbuh Hendy, pengembang akan mengarah pada konsep mixed use retail dgn menggabungkan pusat belanja, perkantoran dan hunian. Sementara untuk pasokan apartemen cenderung stabil. Tingkat rumah properti komersial secara umum cenderung turun kecuali hotel yang justru naik. “Okupansi hotel meningkat 8,1 persen dipicu kegiatan politik serta liburan sekolah,” ujarnya. Properti komersial Survai BI jg menemukan data bahwa tarif sewa apartemen meningkat signifikan akibat melemahnya rupiah. Sementara tarif kamar hotel naik seiring meningkatnya tingkat hunian. Menurut Hendy, tarif sewa apartemen naik 43,5 persen dibandingkan sebelumnya 13 persen. Untuk tarif hotel naik 14,4


persen dari sebelumnya 5,43 persen, terutama hotel bintang di Jakarta, Bogor, dan Depok. Untuk properti komersial strata terjadi perlambatan pasok dari tumbuh 8,6 persen menjadi 4,9 persen. Demikian juga kawasan industri cuma tumbuh 2,3 persen dari sebelumnya 4,9 persen. Tak demikian dengan kondominium, pasoknya meningkat 4,78 persen dari sebelumnya 3,6 persen. Data itu diperoleh BI dengan sewa virtual office di jakarta mensurvei 506 perusahaan pengembang di 16 kota. Pengembang yang disurvai mempunyai lahan di atas Sepuluh ha. Survei dilakukan dengan wawancara langsung & ngga langsung dgn manajer keuangan serta pemasaran. “Survei ini dilakukan untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai perkembangan property serta melihat perkembangan properti komersial


sebagai salah satu pembentuk indeks komposit harga aset,” tandas Hendy.



Service Office Jakarta Pusat, Penjualan Hunian Naik 36 Persen

No comments:

Post a Comment