Tuesday 26 May 2015

Rumah Hotel Bintang di Kaltim, Park Avenue Service Office Jakarta

Hunian Hotel Bintang di Kaltim, Park Avenue Service Office Jakarta Menyusul larangan instansi pemerintahan mengadakan kegiatan di hotel, tingkat isian (okupansi) hotel berbintang di Kalimantan Timur mengalami penurunan. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, tingkat okupansi hotel pada Desember 2014 sebesar 58,6 persen. Jml itu turun 1,1 poin dibanding bulan sebelumnya, yakni 59,74 persen. “Meski menurun, abdi park avenue service office jakarta rasa bila melewati 50 persen pihak hotel sudah mencapai break even point atau titik impas. Pengeluaran & pendapatan mereka seimbang, tetapi tidak bisa mendapat untung besar,” jelas Aden Gultom, kepala BPS Kaltim, di Samarinda, Rabu (4/2). pada Desember lalu, kata Aden, ngga lantas bisa disimpulkan karena larangan PNS menggelar acara


di hotel yang diberlakukan mulai 1 Desember 2014. Untuk mengetahui gambaran lebih lengkap, BPS akn mengerjakan survei hunian hotel bintang di Kaltim serta Kaltara sepanjang tahun ini. Aden menyebutkan pemerintah tidak melarang PNS menginap di hotel. Yang dilarang adalah menyelenggarakan kegiatan di hotel. Karena itu instansi pemerintah tetap dapat menginapkan pegawai di hotel, ketika menggelar acara dlm skala besar di gedung pemerintah. Berbeda dengan tingkat okupansi. secara umum lama tamu menginap di hotel berbintang mengalami kenaikan 2,3 hari dibanding November 2014. Itu utk tamu domestik, waktu menginap wisatawan mancanegara (wisman) justru berkurang. Periode November, wisman biasanya menghabiskan waktu 4,4 hari


di hotel, tapi, saat akhir tahun lalu menjadi 4,1 hari. Aden menjelaskan jumlah wisatawan asing selama Januari-Oktober mencapai 13.516 orang. Paling banyak dari Malaysia, disusul Singapura, Australia, India, & Amerika Serikat. Jumlahnya mencapai 7.490 org atau 57,93 persen. Chairman Casa Grande Kaltim M Zuwaini, mengatakan, larangan PNS berkegiatan di hotel gak berarti bisnis perhotelan menjadi mati. Setiap hotel telah menetapkan segmen pasarnya. “Mungkin akn sangat terasa bagi hotel yang membidik pasar government. Jalan keluarnya merupakan mengubah business plan kami. Ketika ini perhotelan lebih gencar menarik pelanggan atau tamu selain dari pemerintahan,” katanya. Ia mengakui persaingan pada pangsa pasar sektor swasta


sangat ketat. Penurunan biaya komoditas utama Kaltim, seperti batubara juga mempengaruhi bisnis hotel. “Saya khawatir akan terjadi perang tarif yg gak sehat. Meski anggota casa grande adalah virtual office jakarta pusat GM berbagai hotel. Kami tak bisa menentukan tarif yg hrs dipasang,” terang Zuwaini. Akibatnya perang tariff tidak mudah dihindari. Hotel bintang lima menawarkan harga setingkat hotel bintang tiga. Kondisi ini tentu dapat mematikan bisnis hotel di bawahnya.



Rumah Hotel Bintang di Kaltim, Park Avenue Service Office Jakarta

No comments:

Post a Comment