Thursday 18 December 2014

Si Penyendiri Itu Menemukan Kedamaian di Kerumunan Jutaan Orang

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA – Raya Shokatfard selalu berpikir rumahnya di California Utara sebagai surga dunia.


Rumahnya dikelilingi pegunungan yang indah, danau dan pemandangan hijau. Pemimpin Redaksi salah satu website Islam ini biasanya lebih suka hidup menyendiri. Ia kerap menghabiskan waktu di pengunungan untuk merenung. Menurutnya, itu sebuah kenikmatan yang tak ada duanya. “Aku merasa berada di surga dunia,” ujarnya. Tapi, pikiran itu seketika hilang begitu melihat Ka’bah yang begitu megah. Ia berpikir mungkin kedamaian itu berasal dari perasaan lebih dekat kepada Allah yang ia rasakan dekat Ka’bah dibandingkan di pegunungan. Wanita yang suka menyendiri ini tiba-tiba merasakan kedamaian yang tak pernah ia bayangkan ketika berada di antara jutaan orang yang melakukan ibadah haji di Makkah.


Baginya, saling senggol bahu, saling bercampur nafas bahkan menginjak satu sama lain merupakan hal yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya. Saat ia melangkah menuruni tangga menuju Ka’bah, ia hanya bisa melihat langit-langit dan kerumunan manusia. Aktivis Islam di Amerika ini seketika terpana. Hatinya terasa runtuh melihat Ka’bah yang begitu megah dengan penutup kain hitam dan berkilauan ayat-ayat Alquran emas di sekitarnya. “Aku terpaku. Dalam hitungan detik, aku merasa melintasi masa 4.000 tahun yang lalu,” kata Raya.


Ia membayangkan Nabi Ibrahim dan putranya, Ismail, menempatkan batu pertama di rumah Allah ini. Selanjutnya mengangkat batu-bata untuk membangun Ka’bah. Dia membayangkan apa yang ada di pikiran mereka? “Pernahkah mereka membayangkan bertahun-tahun kemudian, jutaan orang akan datang dari seluruh penjuru dunia ke Tanah Suci untuk menyerukan nama Allah dan melaksanakan ibadah haji?” ungkapnya.
paket umroh bulan januari 2015


Bayangan itu membuatnya semakin bertanya bagaimana Nabi Muhammad kembali ke Makkah setelah bertahun-tahun mengalami penganiayaan. Ia membayangkan bagaimana Makkah—sebagai salah satu tempat yang paling menakutkan di mana orang-orang menyembah berhala—bisa berubah menjadi rumah Allah, tempat yang disucikan? Hingga akhirnya Islam menjadi agama yang tersebar di seluruh dunia. Bahkan, hampir seperempat manusia di bumi memeluknya. Bagi Raya, Ka’bah adalah tempat yang terlalu mengagumkan. “Menyambar saya begitu saja seperti magnet,” tuturnya.


Raya begitu terpesona dengan Ka’bah. Saat bergabung dengan jamaah lain ketika thawaf mengelilingi Ka’bah, ia merasakan semua orang diliputi ketenangan rohani dan nikmatnya ibadah. Semua orang sibuk berdoa. “Aku juga ingin berdoa. Aku memiliki buku panduan doa selama haji,” ujarnya. Ia berniat untuk berdoa sesuai tuntunan yang ada di buku. Namun, Ka’bah tak bisa memalingkan sedikit pun perhatiannya. Ia hanya berdoa saja, urung membaca buku itu. Ia bahkan tak ingat, doa apa yang diucapkan ketika itu. Yang jelas ia hanya merasa sedang terhubung langsung dengan Allah, walau tanpa kata-kata. “Saya merasa pikiran dan hati saya memohon, tapi mulut dan lidah saya tak bisa mengucapkan kata-kata apa pun,” ungkap Raya.


Thawaf yang seharusnya dilakukan tujuh kali, tak ia ingat lagi. Ia lalu mengulang thawafnya untuk memastikan menghitung dengan benar. Ia sangat terpesona melihat orang dari berbagai warna kulit, bahasa dan latar belakang, bersatu melakukan ritual ibadah yang sama. Peristiwa ini kian memupuk cintanya kepada sesama manusia. “Saya benar-benar merasakan kesatuan dalam keragaman dalam arti luas ketika berhaji, baik dengan Allah sang pencipta maupun ciptaan-Nya. Saya kini menemukan hak-hak mereka dalam hati saya,” ujarnya. Redaktur: Chairul Akhmad Reporter: Dwi Murdaningsih


Read more : paket umroh murah januari 2015



Si Penyendiri Itu Menemukan Kedamaian di Kerumunan Jutaan Orang

No comments:

Post a Comment