Tuesday 9 December 2014

produsen baju anak

Diwaktu itu kepada th 2009 awal, aku mengikuti satu buah pelatihan parenting yg dibawakan oleh seseorang trainer yg tergolong tetap belia.. Nama lengkapnya Bpk Ihsan Baihaqi Ibnu Buchori (Trainer serta Direktur Acara Sekolah Pengasuhan Anak-PSPA). Dirinya berasal dari Bandung. Entah apa yg menggerakkan aq kepada diwaktu itu utk ikut program yg makan kala 2 hri bersama investasi segede 250 ribu ini. Yg tentu pagi itu sy telah duduk dengan kurang lebih 200 peserta yg lain. Siap mengikuti sesi demi sesi pelatihan.


Sesi perdana, ia muncul dgn wajah yg ceria, seceria wajah anak-anak, bersama penampakan semi resmi (kemeja lengan panjang dipasangkan bersama celan panjang). Dirinya dulu memperkenalkan diri, asal daerah, keluarga, serta sedikit latar belakangnya. Beliau meminta kami memanggilnya “Abah” yg berarti ayah dalam bahasa Arab.


Dalam benak disaat itu pernah terlintas keraguan menyaksikan tampilan serta usianya yg masihlah belia(gw perkirakan dirinya tetap berusia kira kira 30-an). Dapat namun sy tak berlarut-larut memikirkan soal itu, sebab enggak lama seterusnya dirinya bersama gaya interaktif menuturkan kenapa kita butuh menguasai ilmu kepengasuhan, disertai dgn sekian banyak sample sehari-hari yg paling sering dialami oleh orangtua.


Kepada sesi berikutnya menjelang istirahat siang, dia melemparkan pertanyaan yg menantang terhadap para peserta. “Siapa di antara para peserta yg enggak sempat geram selagi kurun dikala 1 th ini?” seluruhnya peserta terdiam. Hening. Dirinya dulu menurunkan intensitas waktunya sambil mengipas-ngipaskan lembaran 100 ribu 2 lembar yang merupakan wujud hadiah/penghargaan terhadap siapa juga yg dapat menjawab tantangannya. Dia kembali mengulang pertanyaannya : Okelah. Standarnya ane turunkan. Siapa di antara orangtua yg hadir di sini yg enggak sempat geram sewaktu 6 bln terakhir ini?


Sy mulai sejak serius mengingat-ngingat musim 6 bln terakhir dalam kehidupan kami di rumah. Benarkah aku enggak sempat beram tatkala saat itu? Aku mesti jujur kepada diri sendiri. Hasilnya aq memberanikan diri buat mengangkat tangan, di waktu tidak satupun tangan lain yg teracung di lokasi itu. Gerakanku itu segera menyedot puluhan pasang mata yg sama seperti dikomando lantas memandang ke arahku. Aq pernah kikuk pula disoroti oleh berpasang-pasang mata di lokasi itu.


Aq dulu diminta utk naik ke atas panggung tempatnya berdiri. Sebelum aq mengemukakan sedikit kalimat perkenalan dan testimoni soal sukses tdk geram itu, dirinya lebih-lebih lalu memaparkan kenapa dirinya melontarkan pertanyaan sama seperti itu. Alasannya nyata-nyatanya merupakan bahwa disaat itu Tim Auladi (nama EO-nya) sementara membutuhkan sekian banyak tenaga relawan yg mampu menopang kerja-kerja Tim Auladi di tiap-tiap daerah. Serta persyaratan yg diminta merupakan salah satu serta yg terpenting yakni Tak BOLEH Geram. Nah, ini yg susah. Maka kenapa setelah itu ia senantiasa melontarkan pertanyaan yg mirip terhadap tiap-tiap peluang beliau membawakan training.
produsen baju anak branded di bandung


PSPA yakni pelatihan paling baik


Sebelum mengikuti training ini, jujur sy belum sempat mengikuti training sejenis yg sebagus ini. Trainernya teramat menguasai materi baik dengan cara teori ataupun praktek Umumnya seseorang pembicara belum pasti seseorang praktisi. Tapi tidak serupa dgn rata-rata trainer, Bpk Ihsan Baihaqi sanggup membangkitkan keingintahuan peserta tidak dengan rasa bosan. Dia bahkan satu orang aktor yg baik. Dia dapat memperagakan adegan-adegan dimana anak lakukan ‘pemaksaan kehendak’ pada orangtuanya. Atau adegan seseorang anak yg lagi mengalami ‘temper tantrum’, serta reaksi orangtua dalam menghadapi masalah sebagaimana ini.


Terhadap sesi lainnya, orangtua diminta utk jalankan dialog imajinatif dgn seseorang anak yg sedang bersama-sama ibu/ayahnya berbelanja buah di supermarket. Dikala lagi memilih-milih buah, si anak bersama niat baik ikut pun menunjang memilih. Di Sayangkan pilihan si anak nyatanya berlainan dgn kriteria atau standar buah yg baik. Gimana orangtua sebaiknya mendialogkan kondisi ini pada si anak? Tidak Dengan terkesan orangtua lebih pintar, orangtua tahu segalanya, orangtua tdk menghargai pilihan anak, serta lain-lain, kesan yg sebaiknya dihindari kepada kala jalankan dialog yg sehat serta membangun pada anak.


Tak main. Para peserta satu per satu diminta peran aktifnya secara memerankan diri yang merupakan orangtua, sementara si Abah menjadi anaknya. Nah lho….nyata-nyatanya kiat berdialog yg sampai kini tidak sedikit kita jalankan rata-rata ‘kurang tepat’. Gue pula yg merasa udah tidak sedikit tahu melalui buku, nyata-nyatanya ada salahnya pula. Nyatanya teori tidak dengan praktek tetaplah belum sempurna.


Diwaktu ini training PSPA telah berkembang hingga ke manca negeri. Bukan cuma di Indonesia. Aq bersyukur dapat jadi salah satu dari sekian puluh ribu pesertanya. banyak sekali manfaat dari training sama seperti ini. Akbar tujuan aku dapat muncul para trainer serta inspirator yg bakal tetap menggugah orang lain melalui karya-karya mereka yg konsisten mengalir tidak dengan henti.


Read more : cara mendidik anak secara islam



produsen baju anak

No comments:

Post a Comment