Wednesday 17 December 2014

Perhiasan Penguji Kekhusukan Shalat

REPUBLIKA.CO.ID, Ibadah haji bisa jadi sesungguhnya merupakan tempat ujian keimanan dan ketakwaan tertinggi bagi seseorang yang datangnya langsung dari Allah SWT. Karena itu, banyak kisah yang bisa didengar dari Tanah Suci mengenai ujian keimanan dan ketakwaan saat menjalankan ibadah haji. Salah satunya, mungkin kisah yang dialami kedua orang tua saya ketika menjalankan Rukun Islam kelima ini pada 2008. Kala itu, ayah saya sedang menjalankan shalat sunah di salah satu sudut di halaman Masjidil Haram, Makkah. Sampai pada akhir shalat, ketika mengucapkan salam pertama sambil menengok ke arah kanan, tiba-tiba sepintas, ayah saya melihat sebuah kotak penyimpanan perhiasan yang tergeletak di lantai. Kotak perhiasan itu dalam kondisi terbuka, sehingga jelas terlihat isinya berupa berbagai perhiasan terbuat dari emas. “Meski hanya sepintas, tapi perhiasan itu terlihat begitu nyata karena kotak yang tergeletak di lantai itu begitu mencolok bagi siapapun yang melihatnya,” ujar ayah saya menceritakan kisahnya itu. Ayah yang hanya seorang prajurit TNI AD di salah satu kantor di bilangan Matraman, Jakarta, tak memedulikan kotak perhiasan tersebut. Salam penutup shalat pun dituntaskannya dengan menolehkan wajah ke arah kiri dan langsung membaca doa. Barulah, setelah semua doa diucapkan, ayah kemudian menoleh lagi ke arah kotak perhiasan itu. Rupanya, kotak perhiasan itu masih berada di tempatnya yang tak terlalu jauh dari posisi duduk ayah. Sampai akhirnya, Ayah tetap tidak menghiraukan perhiasan itu dan memilih kembali ke penginapan bersama rekan satu kloternya yang bersama-sama shalat sunah di Masjidil Haram. Anehnya, ketika Ayah bercerita tentang kotak perhiasan tadi kepada rekannya, seketika rekannya itu mengatakan hal tersebut mustahil. Karena ia jelas-jelas tidak melihat adanya kotak perhiasan. “Itu mungkin ujian keimanan dunia yang sesungguhnya dari Allah.” Pengalaman yang begitu mendalam ternyata juga dialami ibu. Saat menjalankan ibadah haji, ibu sempat dikucilkan oleh rekan-rekan sekamar, karena perkara sepele. Namun, ibu tak memedulikan dan berusaha tetap sabar. Hingga suatu saat ketika memasuki toilet di hotel, Ibu bercerita, dia tak melihat hal aneh di dalam kamar mandi. Namun, ketika rekan-rekan sekamarnya bergantian memasuki toilet yang sama, mereka mengaku melihat kamar mandi dalam keadaan menjijikkan, karena penuh dengan kotoran manusia. Tidak hanya sampai di situ, Ibu ketika akan melakukan thawaf, aroma wewangian Hajar Aswad ternyata tercium sejak dari kejauhan, meski Kabah masih begitu jauh dari pandangan ibu. Ketika Ibu mengatakan hal tersebut kepada ayah, ternyata ayah tidak menciumnya sama sekali. Terakhir adalah keajaiban yang dirasakan oleh kedua orang tua saya saat melakukan thawaf. Mereka seakan-akan mendapatkan pertolongan seseorang yang berbadan besar, dengan memegang tangan ayah dan ibu serta menarik dan memberikan jalan yang nyaman, menuju ke dekat Kabah. Editor: Dewi Mardiani Sumber: M Arafat Imam G, Praja di Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Kampus Jatinangor. -


Read more : agen tiket umroh



Perhiasan Penguji Kekhusukan Shalat

No comments:

Post a Comment